Selasa, 04 Januari 2011

Mendidik anak, menghindari 3 M

     Sudah jatuh tertimpa tangga, sepertinya pepatah ini cocok untuk suatu anekdote berikut ini. Seorang ibu yang sedang membersihkan halaman berteriak kepada anaknya yang masih seusia prasekolah :"awas, jangan naik, nanti jatuh". Sementara anaknya yang sedang berusaha menaiki pagar halaman rumah ibu itu, tak menghiraukan teriakan sang Ibu, meskipun teriakan itu telah diulangnya beberapa kali. Namun tak berselang lama, terdengar bunyi: "gdebuuk....". Sang ibu kaget sambil menoleh ke arah bunyi, lalu berkata, kan sudah ibu bilang (dengan suara tinggi), jangan naik, kan jatuh...Ibu itu lari mendekati anak yang sudah jatuh terjerambab di bawah pagar sambil meringis kesakitan, dengan sepotong kayu di tangan, ibu itu mendekati anaknya, dan langsung memukulkan kayu itu ke pantat anaknya, sambil berkata,: "  nih ibu tambahi sakitnya, biar jera, dasar anak bandel, tidak mau nurut sama orang tua"  Aduh....... sakit ma.... ampun....., anaknya teriak kesakitan.
      Begitulah... anak sudah sakit, bukan ditolong tetapi malah disakiti lagi dengan pukulan kayu. Sudah jatuh, dipukul kayu pula. Kejadian sejenis ini sudah sering dialami anak, bukan hanya dalam kasus fisik semacam itu, juga kasus psikologis lebih sering lagi. Misalnya, anak yang sedih karena nilai ulangannya jatuh, sesampai di rumah didamprat habis-habisan, dengan mengungkit berbagai kesalahan dan kelemahan anak lainya. Anak yang baru terpukul karena hpnya hilang, di maki-maki orangtuanya karena dianggap ceroboh dan lain sebagainya. Sungguh, hal semacam ini dianggap biasa oleh orangtuanya, terutama bagi orang tua yang kurang memahami aspek psikologis dalam pendidikan anak. Atau mungkin juga karena orangtuanya belum mampu mengendalikan emosinya. Anak menjadi sasaran kemarahan atau kejengkelan orangtua. Hati anak terluka, anak "dipaksa" membangun kebencian terselubung kepada orangtuanya sendiri.
      Dengan pemahaman psikologi secara sederhana, kita sebagai orangtua seyogyanya menghindari perlakuan terhadap anak yang mengandung 3 M, yaitu : memaksa, mengancam, dan menghina, anak. Bila orangtua  sering memaksa anak, misalnya memaksa belajar, memaksa makan, memaksa mandi dan lain sebagainya, bukan saja anak menjadi jengkel, sebel, kadang-kadang menimbulkan perilaku perlawanan, membantah, dan lain sebagainya,  juga justru membuat anak semakin jauh dari kesadaran. Karena kesadaran tak akan pernah muncul kalau dipaksa dari luar. Kesadaran itu ada di dalam diri anak, maka pemunculannya, atau lebih tepat, pendorong tumbuhnya kesadaran itu harus dari dalam diri anak itu  juga. Memang tidak semua anak bisa tumbuh kesadaran tanpa dipaksa. Iya, memang, harus ada aspek psikologis "pemaksa" tetapi pengolahannya harus dari dalam, bukan dipaksa dari luar (orangtuanya). Lalu bagaimana ? Salah satu strateginya adalah bahwa kita harus membiasakan berdialog dengan anak, dan mengorientasikan isi dialog itu ke perilaku yang kita ingin anak melakukannya, dengan dasar keinginannya sendiri tanpa disuruh oleh orangtua secara langsung. Dengan kata lain, orangtua semakin mengurangi menyuruh anak melakukan seseuatu, tetapi berdialog dengan anak agar anak melakukan sesuatu "sendiri" tanpa merasa disuruh. Sangat disadari strategi ini tidak selalu mudah, perlu kesabaran dan ketekunan, dan selalu belajar dari perilaku anak itu sendiri. Selanjutnya, M yang kedua yang sering dilakukan orangtua adalah mengancam. "Awas kalau sampai gagal, nanti ibu potong uang belanaja sekolah". Ancaman semacam ini tentunya dimaksudkan untuk memberi motivasi agar anak berusaha lebih keras, namun bila ditinjau dari perkembangan psikologis anak, ternyata ancaman  itu bukan saja tidak efektif menimbulkan motivasi yang hakiki, malah justru menimbulkan dampak psikis yang negatif, seperti anak merasa tertekan, menjadi penakut, rendah diri, bahkan bisa berdampak negatif pada ingatan dan daya konsentrasinya. Jadi, ancaman bukanlah cara yang baik dalam memotivasi anak. Gantilah dengan cara penguatan yang lain, seperti pujian/penghargaan, perhatian atau pemenuhan kebutuhan yang memang bermanfaat dan bersifat edukatif untuk dirinya. Lalu, M yang ketiga adalah menghina atau merendahkan anak. Tak jarang orangtua, demi memacu semangat anak belajar, membanding prestasi anaknya dengan orang lain yang lebih sukses. Sepertinya cara ini sah-sah saja. Namun kalau kita mau sedikit "berempati", memposisikan diri kita di posisi anak, betapa kita merasa direndahkan,  bahkan mungkin merasa dilecehkan, kemampuan kita ditaruh di bawah kemampuan orang lain. Ego anak, rasa aku anak, kebanggaan pada diri sendiri, dipaksa diletakkan di bawah ego orang lain. Sungguih sulit dibayang apa jadinya jiwa anak yang sering mengalami hal demikian. Lebih jauh, bila anak sering kurang dihargai dirinya, usahanya, perbuatannya, maka cepat atau lambat, akan tumbuh benih dalam jiwa anak ketidakmampuan dan ketidakmauan menerima kenyataan. Bila ini yang terjadi, maka anak bisa tumbuh menjadi anak yang brutal, tak mau diatur,  atau sebaliknya menjadi anak yang inferior, minder, sangat apatis dan pesimis dalam hidupnya. Jadi, memacu semangat anak tak perlu disertai hinaaan, tetapi sebaliknya berilah dia harapan dan gambaran keberhasilan selaras dengan kemampuannya.
       Kesimpulannya, dengan berkaca dari anekdote di atas, memotivasi anak, sebaiknya tak perlu melibatkan tiga m, memaksa, mengancam, dan menghina.

58 komentar:

  1. Kesulitan kita sebagai orang tua adalah memilih kata2 seperti yang dimaksud dalam tulisan, bagaimana kata2 ayau kalimat yang tidak memaksa, mengancam, dan menghina, kesulitan memilih kata2 tidak hanya terjadi pada para orang tua, tetapi dalam dunia pendidikan juga begitu, mohon di beri tentang contoh bagaimana kalimat2 itu. Kiranya perlu juga ada pembelajaran menjadi orangtua yang bijak, terimakasih....

    BalasHapus
  2. Ya, terima kasih, kkg penjas yogya. Memang tidak terlalu mudah untuk memilih kata yg dimaksud, tetapi bila kita menghadapi anak dgn hati ikhlas, kasih sayang yg tulus, dengan kesabaran dan kelembutan, maka kata2 yg dimaksud tsb, akan mudah meluncur dari mulut kita. Sbg pedoman umunya, kata-tsb dikemas dlm bentuk dialog, pakai kata tanya atau persuasi. Misalnya: "Nak, bukankah sudah saatnya kamu belajar? atau "Sebaiknya ibu skrg menemani kamu belajar, bgm ? (seterusnya mengenai ini, akan dibahas dlm posting berikutnya).

    BalasHapus
  3. setiap masalah memang bikin mumet dan gak ada satupun orang didunia yang suka sama masalah tapi yang harus di garis bawahi adalah bukan bagaimana perasaan kita terhadap masalah tapi bagaimana cara kita menghadapi suatu masalah karena dengan adanya masalah kita bisa jadi lebih dewasa dalam bertindak(34,B,SI)

    BalasHapus
  4. Jika orang tua yang sudah berusaha melakukan secara maksimal hal tersebut, tapi sang anak masih mendapat perlakuan tersebut dari orang lain,bagaimana????
    masalahnya kan anak masih bisa bergaul dengan orang lain disekitarnya, atau juga dengan meniru berbagai peran dari media-media yang sering ia liat???anak tentu akan beradaptasi dan mungkin saja hal tsb menjadi sebuah kebiasaanya untuk selalu tetap melakukan perlawanan thp orang tuanya, dan akhirnya tetap terjadi perdebatan antara orang tua dan anak.....
    (27,B,SI)

    BalasHapus
  5. selain dari 3M banyal oran tua yang mendidik anaknya dengan mengekang,memaksakan kehendaknya,menggunakan kekerasan fisik agar anak menuruti keinginannya.Hal seperti ini harus dihindari karena bila hal ini diterapkan dalam mendidik anak biasanya anak dalam diri anak akan tumbuh kebencian,dan akan sering timbul pertengkaran antar orang tua-anak. lalu bagaimana cara anak dalam menghadapi orang tua yang mendidik dengan cara diatas????seperti apa cara anak dalam mengungkapkan keinginannya yang bertentangan dengan orang tua agar tidak terjadi pertengkaran antar orang tua-anak????
    (42,B,SI)

    BalasHapus
  6. oo...........jadi yang di maksud 3m itu MEMAKSA,MENGANCAM,MENGHINA tapi bukan kah setiap orang tua memaksa anaknya demi kebaikan dan kesuksesan sianak tersebut????????????????????,tapi kalau menurut saya tergantung sianak itu sendiri sadar atau tidak bahwa semua yang di lakukan orang tua semata2 untuk kebaikannya,namun dengan satu catatan orang tua juga jangan terlalu berlebihan memaksa anaknya.




    saya ingin bertanya tentang strategi berdialog dengan anak iya kalau setrategi berdialog bisa saja di terap kan di usa anank-anak tapi bagai mana bila strategi berdialog baru diterap kan saat anak sudah usia remaja dan sebelumnya orang tua sudah terlebih dahulu mendidik anaknya dengan 3m(memaksa,mengancam,menghina)apakah strategi tersebut dapat memulihkan jiwa sianak tersebut???????
    kalau saya lihat di masyarakat bayak sekali orang tua yang memperlakukan anaknya dengan 3m(memaksa, mengancam dan menghina)menurut saya artikel bapak akan sangat berguna bagi para orang tua yang ingin mendidik anak nya dengan baik dan ingin anak nya sukses bahkan bukan untuk para orang tua saja bagi anak anak muda juga cocok buat pengetahuan dan wawasan untuk melangkah menuju masa depan... .(irwan triyanto/1a/d3/nim:712001.s.10.023/suaka insan)

    BalasHapus
  7. yaaa... saya setuju dengan apa yang bapak tulis diatas, karena saya sering menemukan hal tersebut dimasyarakat.
    hal tersebut banyak terjadi dikalangan masyarakat yang tingkat pendidikannya rendah/masyarakat awam.
    betapa perlunya suatu didikan anak itu dimulai dari dalam keluarga terutama dari orang tua.
    Bagi kita para calon orangtua, mari kta pelajari lebih banyak lagi tentang bagaimana cara mendidik anak dengan baik sehingga dari dalam diri pribadi anak tumbuh perilaku yang baik dan sopan serta pemikiran yang baik.

    pertanyaan saya :
    bagaimana misalnya, ada anak yang sangat bandel dan susah diatur/dinasehati oleh orang tuanya, padahal anak tersebut tidak pernah diperlakukan oleh orangtua dengan kasar (3M)?????

    bukankah dengan demikain orangtua pasti memilih cara-cara yang tidak seharusnya dilakukan dalam memperlakukan anak !!

    BalasHapus
  8. maaf pak ... lupa mencatumkan identitas saya....
    (36,D-III SEMESTER 1 KELAS B,SI

    BalasHapus
  9. setiap orangtua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya, walaupun kadang orangtua memaksakan kehendaknya, membanandingkan dgn orang lain sehingga anak mrsa tertekan.
    hubunngan terapeutik antara orangtua dan anak sgt dbutuhkan agar orangtua dan anak dapat saling mengetahui apa yang mereka inginkan, dan orangtua bisa mengetahui kemampuan anaknya dan mendorong semangat anak, memberi nasihat dan dukkungan, bukan 3M(memaksa, mengancam dan menghina).

    (winda.26,B,SI)
    (tidak mengikuti ujian harian)

    BalasHapus
  10. saya sependapat artikel bapa diatas bahwa memotivasi anak, sebaiknya tak perlu melibatkan tiga m, memaksa, mengancam, dan menghina. tetapi anak juga jgn sampai terlalu dimanjakan.
    dengan proses motivasi dan pembelajaran yang baik kelak dia akan menjadi pribadi yang baik juga.
    seorang anak kalau dididik dengan baik sejak kecilnya maka besar nanti akan menjadi pribadi yang baik juga, begitupula dengan kebalikannya...(01, B, si)

    BalasHapus
  11. Saya sebagai anak, sering mengalami hal tersebut (3M) ketika saya masih SMA.., namun, saya bepikir, walaupun beliau begitu, beliau tetap sayang dan cinta terhadap saya., tapi, terkadang saya sedikit melawan., namun ada juga batasnya.,
    3M tersebut memang perlakuan yang tidak bagus terhadap anak., akan tetapi terkadang ada juga anak yang orangtuanya sudah memberikan perlakuan yang halus tetapi anak tersebut tetap saja melawan bahkan terlena sehingga mereka berprilaku seenaknya tanpa menghiraukan perasaan orangtua.,
    Kalau menurut saya sih…, Sebenarnya jika kita dapat merasakan perasaan orang lain khususnya orangtua, maka kesadaran itu akan timbul dengan sendirinya, tanpa ada 3M tersebut bahkan seorang anak malah akan berusaha dengan keras untuk membuat orangtuanya bangga.
    (PO7131010163,G) / (28,G)

    BalasHapus
  12. 3M..3M..dan 3M..he
    di keluaga saya sering terdengar memaksa dan mengancam."tapi untuk kebaikan" saya sudah merasakan dari 2M itu. saya setuju bahwa 3M itu tidak perlu, karena tidaklah enek didengar,dan apabila berlebihan dapat menekan psikologi anak tsb. menurut saya agar terciptanya kesadaran anak ,sbaiknya kita sering2lah berkomunikasi dan bermain bersama anak. menurut saya itu akan menimbulkan kekompakan antara orang tua dan anak. Sehingga anak merasa lebih akarab dgn oRang tua nya.dari situ dapat menimbulkan ksadaran tersendiri."menurut saya"

    (Firdaus/712001S10017/d3/A/sm1/suaka insan)

    BalasHapus
  13. menurut saya dlm mendidik anak seharus nya tdk memakai kekerasan /3m ttp dlm hal tersebut orang tua harus saling berkomunikasi dan menghargai keinginan dan pendapat anak nya supaya timbul nya suatu kesadaran dlm diri anak tersebut hingga anak dan orang tua timbul nya suatu kerukunan dlm keluarga............ 7(b)si

    BalasHapus
  14. Pada dasarnya semua orang tua itu menginginkan anak2nya menjadi anak yg baik dan bisa menjadi kebanggaan bagi orang tuanya. Akan tetapi kebanyakan orang tua salah dalam memberi didikan kpd anaknya, seperti halnya yg tercantum pada artikel Bapak diatas yaitu sering terjadi 3M dlm mendidik anak yaitu (memaksa, mengancam, menghina). Sebenarnya 3M trsbut jgn sampai terjadi dlm mendidik anak karna seperti halnya pada orang tua yg mendidik anaknya dgn caci maki, maka secara tdk lngsung orang tua itu mengajarkan anaknya untk bertingkah kasar dan pemarah. bgtu jg sebaliknya apabila anak diajarkan dgn penuh lemah lembut, maka anak itu akn tumbuh dgn penuh kasih sayang dan bisa menghargai sesamanya.

    Seorang anak itu sama halnya dgn selembar kertas putih yg bersih tanpa noda dan apabila kita m'gunakan kertas itu dgn menulis sesuatu yg positif dan baik, maka kertas itu akn berguna dan bermanfaat bg orang lain. Bgtu jg sebaliknya apabila kertas trsbut ditulis dgn hal2 yg tdk baik bahkan dicorat-coret mk kertas itu tidak berguna bahkan cuma mnjdi sampah saja.
    Dalam hal mendidik anak menurut saya yg harus dihindari adalah KEKERASAN, melainkan yg harus diajarkan adalah kelemah lembutan. (16,B,SI)

    BalasHapus
  15. wow..menarik nh artikelnya pak.
    sakit hati, sedih, kecewa,,semua itu mungkin imbas dari cara mendidik 3M apabila sang anak gagal memberikan apa yg dikehendaki oleh orang tuanya.
    semua orang tua pasti ada caranya tersendiri mendidik anaknya, dari berbagai macam pasti tujuannya agar sianak berhasil..

    mendidik dengan cara 3M terutama pada anak-anak sangat tidak dianjurkan, karena akan membangun karakter sama dengan org tuanya tsb..tak jarang sifat anak tak jauh dengan sifat org tuanya tsb...


    namun untuk anak remaja yang bandel, susah diatur mungkin orng tua tak ada jalan lagi selain mendidik dengan cara 3M tsb. Realitanya dikehidupan sehari-hari saya banyak melihat orang tua mendidik dengan cara 3M tsb, mungkin dengan cara tersebut lebih instan.

    pada masa anak-anak mudah untuk membangun karakter sianak, maka didiklah anak tersebut dengan bijak tanpa kekerasan, paksaan,,, dan jgn terlalu memanjakan pula sianak tsb....

    BalasHapus
  16. mf pak ketinggalan identitasnya
    (016,B,SI)

    BalasHapus
  17. memang benar dalam mendidik anak tak harus menggunakan 3M(Memaksa,Mengancam,Menghina). karena itu semua hanya akan membuat sianak semakin tertekan. sehrusnya mendidik anak tak perlu seperti itu. dengan adanya komonikasi yg baik antara ortu dan ank akn menumbhkan suatu kepercayaan, saling mengerti apa yg di inginkan dan apa yg harus dilakukan. sehingga sianak megerti untuk apa dia brbuat atau melakukan suatu hal.
    SEHINGGA JIKA ADANYA SALING MEGERTI dg komunikasi yg baik antara ortu dan anak MAKA tak akn ada unsur 3M. maka itulah pentingnya saling mengerti dan memahami satu sama lain apa yg dimau sehingga takan ada yg namanya mendidik dengn kekerasan. (salehuddin,44,D3 IB,SI)

    BalasHapus
  18. menurut saya dalam sekelompok vnit terkecil(keluarga)yg terdiri dr kedua orang tua dan anak memang tdk lari yang namanya;3m'memaksa,mengancam,menghina. sebenarnya dalam memecah persoalan ini tidak semestinya kita menghadapi masalah dengan kebijakan kita sendiri tanpa ad kekerasaan atau pakasaan . karna masalah selalu ad di dalam kehidupan manusia atau dalam berumah tangga . terlebih dahulu bagaimana cara kita menghadapi masalah kepada orang tua . di sini yang berperan penting bagaimana cara kita memecah suatu masalah dari sifat'' yang tertekan .dari orang tua kepada anak jadi dalam keluarga . seharus nya tidak dilakukan nya 3m dari orang tua kepada anak . karena dapat mempengaruhi keinginan serta talenta anak tersebut menjadi tidak terpenuhi seperti ( hobby,minat,bakat serta perestasi . jadi kesimpulan lbh orang tua cara mendidik dan mengajar , anak yang baik perlu banyak pengetahuan dan pengalaman dari nilai peribadi ., misalnya ( banyak berkomunikasi orang tua dan anak . dalam memberi ajaran '' yang perlu dan layak di dapat anak tersebut supaya di dalam peribadi anak tersebut mendapat nilai '' (bisa menghormati dan menghargai serta mengasihi orang tua dan orang lain di sekitar nya .dan bagai mana cara mengandalikan tingkat kesadaran psikologi pada seirang anak seusia remaja memang sulit di batasi karna banyak terdapat gejolak2 pada orang tua,yang timbul kejengkelan serta melawan.maka perlu juga di berika tindakan2 yg sifatnya mendidik dalam keluarga yaitu;sekolah,belajar mengetahui ajaran2 agama dll...

    BalasHapus
  19. setelah saya membaca artikel bapa. saya mempunyai pendapat yang sama seperti dengan yang bapa utrakan. dalam mendidik anak tidak seharusnya para orang tua bersikap 3m yaitu memaksa, mengancam, dan menghina. apalagi menerapkan sikap yang menjurus pada kekerasan seperti memukul ataupun melakukan tindakan yang menjurus pada kekerasan lainnya.

    akan lebih baik dalam mendidik anak, para orang tua bersikap lemah lembut dengan dimasuki ajaran dan pemberitahuan yang sifatnya tidak akan menyakiti anak tersebut tetapi tidak akan bersifat memanjakan anak itu pula. agar kelak nantinya hubungan antara orang tua dan anak pun akan berjalan dengan baik.
    (eko putra,013,1A-S1,DIII)

    BalasHapus
  20. mf td saya lupa mencantumkan identitas saya
    dedi irawan 8, kelas B, semester 1 D3 suaka insan)

    BalasHapus
  21. menurut saya 3m(memaksa,mengancam,menghina) itu tak perlu di lakukan orang tua ke anak karena dalam mendidik anak tak seharusnya orang tua menggunakan 3m . dan seharusnya orang tua bisa mengerti dan memahami maksud dari anak itu . dan seharusnya orang tua harus pelan '' memberikan pelajaran tanpa ada paksaan . ancaman dan hinaan . itu . (edwin christianto,11,ib,SI)

    BalasHapus
  22. “seperti kata bapak dalam artikel tersebut bahwa kita memang seharusnya mendidik anak kita nantinya tanpa harus menggunakan 3 M yaitu : memaksa, mengancam, menghina. Maksud orangtau kita dengan menggunakan anektode tersebut agar memotivasi kita dalam belajar maupun untuk mencapai cia-cita kita. Namun, secara tidak langsung anak merasa tertekan akan apa yang yang telah dilakukan oleh orang tuanya tersebut. Kebanyakan orang tua melakukan hal tersebut dengan alasan bahwa tanpa melakukan salah satumaupun ketiga dari 3M tersebut, maka anaknya hanya akan bermalas-malasan saja. Jadi hal itu yang menjadi alasan utama oelh orang tua dalam melakukan tindakan itu. Namun yang mengganjal dalam pikiran saya sebagai calon seorang ayah, bagaimana cara agar kesadaran anak kita terhadap kewajibannya itu muncul??? Dari artikel bapak di atas memang sudah di singgung masalah tersebut, namun apakah bisa dijelaskan lebih lanjut tentang hal tersebut???”Terima kasih atas di perbolehkannya saya berpartisipasi dalam artikel bapak yang bagus ini ( 712001.S.10.080 ( 30/B/SI))

    BalasHapus
  23. saya merasa artikel yang bapak buat sangat banyak saya dapati di lingkungan sekitar saya. bahkan dengan kata-kata yang kasar yang sangat tidak layak untuk didengar. tapi untung saja orang tua saya tidak pernah melakukan hal seperti itu ..
    tetapi itu bisa menjadi perhatian saya dan kadang saya juga bingung bagaimana agar orang tua itu sadar dan tidak memperlakukan anaknya lagi seperti itu.

    ( junita, 16 G )

    BalasHapus
  24. Di dalam mendidik anak tidak perlu melakukan 3M karena itu bisa di anggap keras bagi anak itu sendiri. tetapi tanpa melakukan 3M pun anak bisa menimbulkan kesadaran dalam dirinya sendiri, memang melakukan 3M bisa memberi motivasi agar anak berusaha lebih keras tetapi bila melakukan 3M KESERINGAN bisa menimbulkan dampak psikis yang negatif , seperti anak merasa tertekan , menjadi penakut ,rendah diri bahkan bisa berdampak negatif pada ingatan dan konsentrasi nya.... (ratna sugianti,036,1A,D3,SI)

    BalasHapus
  25. Saya rasa dalam mendidik anak tidak perlu 3M itu karena akan berpengaruh buruk pada perkembangan anak untuk kedepannya nanti...sehingga itu nanti bisa jadi pelajaran bagi para orang tua untuk lebih bisa mengatur emosi..dan agar lebih bijak dalam mendidik...
    (velly cahayani,048,Ia D3...SI)

    BalasHapus
  26. Perilaku orang tua kepada anaknya merupakan cerminan sikap yang juga akan terbentuk dalam diri anak itu sendiri.Namun realita kehidupan banyak sekali orang tua yang senang menerapkan sikap 3M tanpa memikirkan psikologi anak itu sendiri. Semua dapat di hindari dengan saling pengertian antara anak dan orang tua,
    karena tanpa adanya pengertian maka tidak akan tersipta suatu keluarga yang harmonis.(aray,04,1b,SI)

    BalasHapus
  27. pada umumnya orang tua memang harus mendidik anaknya dengan baik dari kecil...
    tetepi saya tidak setuju bila seorang anak dididik dengan cara 3M(memaksa,mengancan dan menghina)karena anak tersebut akan merasa tertekan...
    saya berpendapat orang tua seharusnya mendekati anak dengan komunikasi yang baik dan dapat meluangkan waktunya untuk anak sehingga si anak dapat lebih merasa diprhatikan ini akan lebih membantu si anak dalam membentuk sikapnya...
    (karmila olivia 23,1b,D3 SI)

    BalasHapus
  28. 3M memang selalu terjadi dalam keluarga,,,contoh kecil saja di keluarga kami,jika di suruh secara halus pasti anak-anaknya mau nurut tetapi jika di suruh dengan cara yang kasar maka anaknya tidak mau nurut dan kemungkinan akan memberontak dan melawan orang tuanya,,,oleh sebab itu dalam mendidik anak tidak perlu yang nama nya 3M karena itu bisa membuat anak-anak menjadi jauh dari orang tua dan merasa bahwa dirinya selalu di kekang oleh orang tuanya.
    (Dian Gusnita/012/IA DIII/SI)

    BalasHapus
  29. Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Menurut saya didalam suatu rumah tangga tidak perlu harus diterapkan dengan 3M. Karena apabila sang anak selalu diterapkan dalam 3M maka anak tersebut akan merasa terkekang, dan bila suatu saat nanti anak tersebut mempunyai masalah si anak akan merasa enggan untuk menceriterakan masalahnya. Dan si anak akan selalu membentuk pribadi yang tertutup terhadap lingkungan dan kedua orang tuanya. Itulah salah satu dampak dari 3M. (christina widayanti,08,1A,D3,SI)

    BalasHapus
  30. memang tidak bisa dipungkiri dalam kehidupan berumah tangga,semua orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya.tetapi kadangkala cara yang digunakan oleh orang tua dalam mendidik anaknya sering terjadi seperti di artikel bapak yaitu"3M".dikarenakan oleh didikan yg secara bijak tidak dituruti.lalu bagaimana bila orang tua telah menghindari 3M dalam mendidik,namun anak tersebut sering tidak menuruti keinginan dari orang tuanya???meskipun keinginan orang tuanya wajar2 saja dan berguna bagi kepentingan anak itu sendiri(miming,29,D3,B,SI)
    (tidak mengikuti ujian harian)

    BalasHapus
  31. saya setuju dengan tulisan yang bapa buat...
    karena terkadang orang tua pernah melakukan yang namanya 3M.
    Seharusnya orang tua lebih mendidik anaknya dengan penuh rasa kesabaran contohnya:orang tua dapat berbicara dengan anaknya dengan santai tanpa perlu adanya 3M anggap anak sebagai kawan atau sahabatnya,,dan yang kedua anak diberi pengertian secara perlahan-lahan karena kondisi seorang anak yang masih remaja emosinya masih sangat labil
    (Oktanti A.P ,35,B,SI)

    BalasHapus
  32. saya sependapat dgn bapak kita tidak bisa mendidik anak dengan cara 3 M,karena itu berdampak buruk bagi perkembangan jiwa sianak, banyak anak yang di perlakukan ortu nya dengan cara 3 M secara tidak sadar menananmkan sifat pendendam dari diri anak tersebut. amarah yang timbul dari sifat pendendam nya itu terkadang anank melampiaskan nya dengan orang di sekitar nya seperti teman sepermainan nya,teman sekolah nya,adik,kakak,bahkan bisa jga amarah sianak melampiaskan nya dengan ortu nya sendiri.
    bukan kah ini sering kita dengan di tv contoh nya saja ada anak yang sampai tega membunuh ortu nya krna di perlakukan 3 M, padahal ortu nya bermksud mendidik anak nya lebih baik tp terkadang penolakan terjadi karena cara ortu memberi didikan itu salah, mka bnyak terjadi tindakan kriminal seperti membunuh ortu nya sendiri................
    padahal dengan berdialog dari hati ke hati,penuh kesabaran, & kasih mungkin anak bisa menerima nya .dan anak akan lebih mengerti bahwa ortu bisa jga di jadiakn teman yg mengerti ap mau nya si anak..............

    pertanyaan saya:
    anak2 mempunyaikarakter yg berbeda2 misalkan: ada anak yg sedang di nasehati ortu nya hanya diam. pemahaman dari ortu nya si anak ini mendengarkan nasehat nya.
    namun terkadang anak tidak bisa menerima hal tersebut padahal ia sadar bahwa apa yg di nasehati ortu nya baik untuk diri nya,tapi ego nya lebih tinggi dari suara hati nya.....sehingga ego nya ini sangat menguasai diri nya sendiri.....dan terjadilah penolakan.padahal ortu nya telah ber dialog dengan baik,sabar.dan penuh kasih terhadap anak nya dan tidak pernah melakukan 3 M kepada anak nya.

    1. bagaimana ortu mengetahui anak yg menyimpan penolakan atau kedongkolan di dalam diri sianak?
    2. apa solusi dari permasalahn tersebut?

    Veronica myuvita/47/B/712001S10097/D3/SI

    BalasHapus
  33. mendidik anak dengan 3M(memaksa,mengancam,dan menghina)memang tidak baik dan tidak pantas dilkukan orang tua terhadap anaknya karena anak bukannya makin termotivasi untuk melakukan hal-hal yang di inginkan orang tua tetapi akan semakin melawan apa yang di perintahkan kepada nya karena anak merasa dirinya semakin tertekan dan merasa tidak bisa melakukan apa-apa.
    oleh karena itu dari pada mendidik anak dengan 3M lebih baik mendekati si anak dengan menggunakan komonikasi agar dapat menumbuhkan rasa saling mengerti dan rasa saling percaya dan menghargai sehingga terjadilah hubungan yang baik antara orang tua dan anak.
    (hendra gautama, 17, B/DIII,si)

    BalasHapus
  34. 3M(memaksa,mengancam,menghina)memang tak pants di terapkan dalam mendidik anak, karena jika dilakukan dengan cara itu anak akan tertekan dan semakin tak percaya diri akan kemampuannya, sehingga bukannya semakin termotivasi si anak tetapi malah semakin down.jika dipaksa anak akan semakin membantah akan perintah itu karena dia tidak tau untuk apa dia melakukan hal yg diperintahkan itu sehingga munculah rasa penasaran dalam diri si anak sehingga dia mengabaikan perintah itu. jika di ancam anak akan merasa tertekan karena dia merasa selalu salah melakukan berbagai macam hal, dia takut berbuat salah. jika di dihina maka akan tumbuh ketidak percayaan diri si anak sehingga dia selalu merasa dirinya tak berguna. oleh karena itu diharapkan para Orang tua tidak mendidik anak dengan 3M karena itu hnya akn memperburuk keadaan, lebuh baik menjalin hubungan komonikasi yg baik sehingga dapat saling memahami kehendak atau keinginan masing-masing. sehingga terhindar dari kekerasan dalam Rumah tangga, terutama pada anak.

    BalasHapus
  35. maaf pak tadi ketingalan absennya.(maya,29,1A/D3,SI)

    BalasHapus
  36. kita sebagai orang tua harus bias mendidik anak dengan baik dan mengawasi anak - anak kita,,terutama pada lingkungan sekitar...
    masalahnya anak - anak cepat sekali meniru tingkah laku orang - orang yang ad disekitarnya..
    sehingga sekarang banyak anak - anak yang melawan orang tua nya karena kesalahan orang tua nya..
    yang tak bisa menjaga dan mengawasi anak - anak nya,,,.jadi tidak sepenuhnya menyalahkan keanak nya.
    sebaiknya kita menghadapi anak dengan sabar,,berilah dia kebiasaan yang baik dengan cara berbicara sopan,lemah lembut sehingga anak bisa meniru hal tersebut.
    (Deddy.anwar.i.09.B/DIII.SI)

    BalasHapus
  37. apa yang menjadi pembahasan adekdote diatas adalah benar! orang tua memang mendapatkan pendidikan terlebih dahulu dari anak, tetapi dalam mendidik anak mungkin orang tua belum mampu mengendalikan emosinya karena orang tua masih kurang memahami aspek psikologis dalam mendidik anak, sehingga orang tua dalam mendidk anak dengan cara 3M. seharusnya orang tua memberikan dampak yang positif terhadap anaknya, karena apabila orang tua menekan si anak maka akan mempengaruhi sisi psikologis anak bahkan juga bisa mempengaruhi kejiwaan anak tersebut. jadi, orang tua dalam mendidik anak tidak perlu dengan cara 3M, tetapi lakukan lah pendekatan,perhatian, dan menerima kemampuan yang dimiliki oleh anak!
    (Bella,06,A/D3,SI)

    BalasHapus
  38. Terkadang orang tua merasa bahwa caranya dalam mendidik anak sudah benar, karena orang tua menganggap dirinya lebih banyak pengalaman menjalani hidup dibandingkan si anak. Tetapi ditinjau dari segi psikologis, hal ini tidak sepenuhnya benar mengingat usia anak yang masih muda, anak seharusnya mendapat bimbingan bukan dengan cara 3M (memaksa, menghina, dan mengancam) karena dengan demikian si anak akan merasa tertekan sehingga memicu tindakan untuk memberontak dan mengacaukan tingkah laku serta pola pikirnya.
    Sebagai orang tua, gunakanlah pedoman "TUT WURI HANDAYANI" yang berarti mendidik anak sesuai dengan keinginan dan pemahamannya tetapi berdasarkan dengan aturan kebijaksaan orang tua dalam memberikan didikan yang layak bagi si anak dalam segala hal. Sehingga dengan demikian si anak merasa dimengerti dan dihargai oleh orang tuanya, kemudian dengan sendirinya si anak akan menghargai sikap dan cara orang tuanya terhadapnya.
    (EVITRI NOVITA/015/IA/D3/SI)

    BalasHapus
  39. Hasil yang dapat saya simpulkan dari artikel yang sudah saya baca ialah mendidik anak yang baik itu bukan dengan cara 3M (memaksa,menghina dan mengancam),tetapi didik lah anak dengan keramahan agar si anak lebih memahami yang diajarkan dan diberitahu oleh orang tuanya,anak pun dengan sadarnya akan mengerti apa yang diinginkan oleh orang tuanya yaitu sesuatu yang terbaik untuknya.
    Maka didik lah anak dengan aturan yang tidak untuk memojokan anak,supaya si anak dapat melakukan yang dianjurkan orang tuanya dengan sungguh-sungguh pula.

    BalasHapus
  40. maaf pak identitasnya ketinggalan.

    (NOVIA ALVIONITA/033/IA/DIII/SI)

    BalasHapus
  41. Menurut saya, artikel diatas sangatlah tepat apabila ditujukan untuk para orang tua yang berperilaku "3M" (Memaksa,Menghina,dan Mengancam) kepada anaknya. biasanya orang tua yang berperilaku demikian, adalah orang tua yang tidak mengerti aspek psikologis pada anak-anaknya sehingga mereka lebih mengutamakan luapan rasa emosinya dari pada memikirkan perasaan anaknya, tanpa mereka sadari bahwa perilaku kekerasan seperti itu bukanlah cara yang tepat untuk memberikan pelajaran kepada anak-anak. perilaku "3M" tsb justru akan membentuk pribadi yang keras pula pada anak suatu saat nanti, sehingga ia juga akan menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalahnya.

    Jadi cara yang lebih tepat untuk mendidik anak-anak adalah dengan sesering mungkin berkomunikasi dan berinteraksi dengan anak, dengan begitu para orang tua dapat mengawasi dan mengikuti perkembangannya. Dengan berada didekat anak, maka orang tua akan lebih mengerti. Sehingga para orang tua dapat mengetahui tentang bakat yang dapat dikembangkan dalam diri anaknya, karena tugas orang tua yang paling dasar dalam mendidik anak adalah memberikan motivasi atau dukungan dengan segala hal positif yang dilakukan oleh anak. Demikianlah cara untuk menjadi orang tua yang baik menurut saya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi pembacanya, khususnya para orang tua agar lebih mengerti tentang cara mendidik anak dengan tepat.

    Akan tetapi sangat disayangkan karena artikel ini hanya bisa di akses di internet, seandainya hal ini juga dapat disosialisasikan kemasyarakat sebagai target utama, maka mungkin saja perilaku "3M" dapat dihapus dari lingkungan masyarakat, tapi cukup disosialisasikan di internet saja sudah bisa memberikan pengajaran pada sebagian orang tua agar menjadi orang tua yang lebih baik dan lebih mengerti anak-anaknya.
    (05,1A-D3/SI)

    BalasHapus
  42. menurut saya mendidik anak dengan cara 3M(memaksa, menghina, mengancam) adalah cara yang kurang efektif karena itu berdampak negatif dalam pmbentukan mental psikologi sang anak, pada kenyataannya banyak orang tua yang mendidik anaknya dengan cara ini, hal itu terjadi karena kurangnya terjalin komunikasi dan pendekatan antara orang tua dan anaknya,harusnya orang tua harus mengerti akan kondisi anaknya dan lebih memberi perhatian dan kasih sayang kepada anaknya.
    (HILDA MARZELINA, D3/SI/1A/712001S10020)

    BalasHapus
  43. saya sangat setuju dengan artikel bapak,
    3M merupakan cara yang salah untuk mendidik anak karena dapat merugikan atau merusak hubungan antara anak dengan orang tua.
    3M membuat anak tertekan dan menimbulkan perilaku membangkang terhadap orang tua,,
    dan pada kenyataan nya memang sudah banyak terjadi
    yang diperlukan anak adalah kasih sayang,perhatian,bimbingan...bukannya 3M,walaupun ada anak yang sangat susah di atur tetapi 3M bukanlah cara yang tepat dipilih oleh orangtua oleh karena itu cara yang tepat adalah walupun seorang anak mendapat nilai jelek atau kehilangan hp yang perlu orangtua lakukan adalah memberi ketenangan pada hati anak,berikan motivasi,sehingga sang anak merasa tenang dan tidak ada nya rasa takut yang besar saat menghadapi orangtuanya ketika mendapat masalah.
    (ROHA TURESEVA,D3/SI/IA/712001S10040)

    BalasHapus
  44. Mendidik anak dengan cara 3M memang kedengaran nya sangat sadis tapi masih banyak orang tua yg menggunakan nya untuk mendidik anaknya walaupun anak nya itu masih kecil apalagi orang yang awam, tapi walau bagaimanapun 3M tetap tdk baik untuk mendidik anak
    memang tidak ada orang tua yang ingin anak nya menderita tapi caranya yang salah anak apabila dia di paksa, diancam, di hina itu malah akan menggang9u fisikology anak trsebut anak bisa di penuhi kebencian terhadap orangtua nya karna dia merasa tdk ada kasih sayang yg dia dapatkan dr orangtua nya.
    (Fitri/1B/D3/semester 1/SI)

    BalasHapus
  45. tidaklh mudh bg orang tua untuk mendidik anak lepas dari 3 M.di jaman sekarang hal tersebut sgat kntal untuk di pakai,,namun di balik itu semua jikalau si anak yang sdh beranjak remaja dpt memahami mungkin ia tau kalau hal itu untuk kebaikan diri nya sendiri,dan juga orang tua seringkali mengatakan hal itu smata mata untuk kebaikan anak nya meskipun sbenar nya dalam hati orang tua tidak mau untuk mengatakan yg mnyangkut 3 M...apalagi kategori si anak termask ank yg manja,,3 M lagi lagi dapat menjadikan seorang anak degan watak yg keras,disiplin,mandiri n mempunyai mental yang matang di banding dengan anak yang manja,,sedikit sedikit minta bantuan orang tua.....(11.1A/d3.SI)

    BalasHapus
  46. Sebenarnya perilaku orang tua yang mendidik anaknya dengan cara "3M" itu tidak sepenuhnya salah, mereka berlaku seperti itu karena rasa sayang mereka terhadap anak-anaknya, akan tetapi hanya cara penyampaiannya saja yang salah. Ketika orang tua menegur, bukan berarti mereka marah, justru hal tersebut merupakan cara mereka menjukkan kepeduliannya. sebaliknya kita sebagai anak dapat mengerti karakter orang tua kita sendiri, jangan memancing amarah mereka. Walaupun pendapat kita itu benar, tetapi orang tua selalu tau hal yang terbaik untuk anak-anaknya, karena tidak ada orang tua yang berniat menyakiti anaknya.
    (10/1A-D3/SI)

    BalasHapus
  47. Saya sependapat dengan isi artikel bapa,dalam mendidik anak 3M tidaklah perlu diterapkan,karena akan membuat kejiwaan anak semakin tertekan.Seharusnya orang tua mencari cara alternatif lain yang lebih efektif dan bisa diterima oleh anak-anaknya,mungkin dengan cara tersebut akan lebih dimengerti dan bahkan bisa diterima oleh setiap anak,bukan dengan cara 3M yang justru akan menyakiti perasaan anak.
    (MARTA/028/1A/D3/SI)

    BalasHapus
  48. Menurut saya mendidik anak dengan "3M" tidak perlu diterapkan karena memaksa,mengancam,menghina akan semakin membuat dampak psikis anak tertekan dimana nantinya membuat anak semakin berontak karena anak merasa keluarga yang seharusnya menjadi tempat untuk saling berbagi malah membuat anak semakin merasa tertekan.Yang harus diterapkan dalam mendidik anak adalah saling adanya komunikasi dan kepercayaan yang bisa membuat hubungan interpersonal orangtua dan anak semakin terjalin dengan baik.
    (CATHERYNE/O7/1A/D3/SI)

    BalasHapus
  49. Ass .... sebellumnya saya ucapkan banyak trimaksh atas ajakan bapak utk bergabung di blog bapak ... setelah membaca artikel yang bapak buat saya sangat terkesan sekali untuk menerapkan nya. saya adalah ibu muda yang memiliki anak balita usia 3 thn dan saat ini saya mengajar di PAUD/TK, dimana pada setiap harinya saya harus selalu berinteraksi dengan bermacam-macam perilaku anak. Dengan membaca artikel bapak membuat saya berkaca ternyata mash bnyak hal yang salah yang sering saya lakukan dlm membina anak. Semoga ilmu yg saya dapt hari ini berguna untuk semua orang, dpat berbbagi ilmu ini dengan teman2 saya, dan dapat menerapkannya pada pekerjaan saya .... terimaksh !! wasalam ....( lita maya sari,Uvaya Bjm/semester 1/pgsd non reg )

    BalasHapus
  50. Memang manusia ada yang bodoh dan pandai...3M memang sangat berpengaruh bagi anak yang berakibat pada kelemahan psikologisnya..tapi untuk menerapkan sesuatu yang tidak menggunakan 3M mungkin kita buth waktu lama untuk menyesuaikan diri anak,karena sifat anak adalah manja...tapi mungkin dengan 3M itu perubahan pada diri anak bersifat tiba-tiba tapi tidak berkelanjutan pada jangka waktu lama dan berakibat jelek pada anak karena ada tekanan dari luar seperti artikel diatas tadi.maka untuk itu di butuhkan kesabaran untuk mendidik anak kearah positif..

    FAISAL RIZA,Jurusan AP kls Pagat semester I UVAYA

    BalasHapus
  51. hmm.......
    komunikasi yg baik dari hati ke hati :D

    BalasHapus
  52. Untuk kata m yang kedua (mengancam) pada tulisan bapa tertera Awas kalau sampai gagal, nanti ibu potong uang belanaja sekolah” Benar sekali ancaman seperti itu tidak akan membangkitkan motivasi terhadap anak malah sebaliknya jiwa anak akan semakin terguncang dengan hal ancaman seperti diatas kalau menurut saya pribadi seharusnya kita memberi motivasi jangan dengan ancaman melainkan kita bias memberi semacam iming-iming hadiah atau dengan cara kita member dukungan missal “kamu anak hebat pasti kamu berhasil ibu percaya sama kamu” Otomatis dengan kata-kata seperti itu perasaan anak akan lebih nyaman dan anak merasa dihargai ketimbang dengan kata-kata ancaman acau mencemooh anak atau membandingkan dengan teman yang lebih pintar : komentar ini ditulis oleh :
    Nama : Riana
    Mahasiswa : UVAYA Pelaihari
    Fakultas : FKIP
    Jurusab : BK b
    Keperluan : Memenuhi Tugas Mandiri

    BalasHapus
  53. hmmmmm
    nama: M A H D I mahasiswa BK UVAYA kls Pagat Barabai Semester 1

    BalasHapus
  54. Yaaaa TerimaKasih bapak Dosen Yang SAYA Banggakan

    Hijrianur UVAYA Semester 3 Kelas Pagat

    BalasHapus
  55. pak ada sebagian pendapat kalau memaksa itu bagus juga untuk membiasakan sesuatu pak
    (Muhammad Andry Maulana Amir/POLTEKKES BANJARMASIN/Jur Gizi/Sem 1/n0.36)

    BalasHapus
  56. Assalamu Alaikum Wr. Wb ... maaf pak saya yang suka membantah atau lambat dalam proses pengerjaan suatu hal. yang saya tanyakan bagian mana yang biasanya saya salah dalam mendidik anak saya ????
    trima kasih bapak
    Wassalamu Alaikum Wr. Wb

    BalasHapus
  57. Assalamu Alaikum Wr. Wb..... SAya sangat tertarik dengan Artiket yang Bapak tulis mengenai "Mendidik anak, Menghinari 3 M".
    tidak jarang cara" seperti itu masih kerap kita jumpai alam kehidupan sehari", ini tak lepas dari pola fikir dan pendidikan yang rendah dari orang tua itu sediri. Seharusnya mendidik anak bukan dengan cara "3 M" tetapi lebih bersifat mendukung,mengedepankan sikap lemah lembut,kasih sayang dan nasehat" yang bijak dan mendidik. sehingga timbul rasa aman dan nyaman serta keharmonisan tetap terjaga antara orang tua dan anak.
    (siti rohmah, PGSD angkatan 2012/2013)

    BalasHapus